Thursday, September 9, 2021

Materi Kelas 7 - INTERAKSI SOSIAL (Keruangan)

KERUANGAN - INTERAKSI ANTAR RUANG - MANUSIA



             Perhatikan gambar berikut!
Dalam kehidupan manusia tentu tidak akan terlepas dari "RUANG". Ruang bisa dalam arti yang sempit dan dalam arti yang luas. Arti luas dari ruang adalah bumi. Karena BUMI menjadi tempat untuk kehidupan semua makhluk dan bahkan benda yang abiotik. Tidak hanya sebagai tempat tetapi juga menjadi media dalam berinteraksi dari semua unsur-unsur biotik dan abiotik. Sedangkan arti sempit dari ruang adalah sekitar kita yang menjadi tempat untuk kita dapat hidup. Dalam berinteraksi tentu ada syarat-syaratnya. 

Salah satu dari syarat interaksi antarruang adalah karena ada perbedaan. Dengan perbedaan tentu akan setiap daerah atau wilayah yang berbeda akan berupaya untuk memenuhi dari ketidakadaan atau kekurangan dari perbedaannya tadi. 

Misalkan: daerah A berada di daerah pegunungan, maka sudah tentu yang dihasilkan dari daerah tersebut bisa berupa sayur-sayuran. Sedangkan daerah tersebut tidak ada lauk pauk berupa ikan misalnya sebagai makanan protein hewani. Sedangkan daerah B berada di dataran pantai, maka sudah tentu daerah tersebut akan melimpah dengan berbagai ikan karena mata pencaharian mereka sebagai nelayan. Sedangkan untuk sayur-sayuran daerah B tersebut tentu tidak dapat tercukupi. 

Nah...dengan contoh tersebut, maka antara daerah A dan daerah B mereka dapat bekerjasama saling memenuhi karena ada perbedaan hasil dari sumberdaya alam. Itu salah satu dari syarat interaksi antarruang. 

Tuesday, October 30, 2018

RENGASDENGKLOK

Peristiwa Rengasdengklok adalah salah satu peristiwa penting yang mewarnai sejarah Negara Republik Indonesia sampai akhirnya Indonesia menjadi negara yang merdeka seutuhnya.
Peristiwa Rengasdengklok sendiri singkatnya adalah peristiwa dimana terjadinya penculikan terhadap Ir. Soekarno bersama Drs. Moh Hatta yang dilakukan oleh golongan muda pada satu hari sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan tepatnya pada tanggal 16 Agustus 1945.
Keduanya diculik oleh golongan muda lalu dibawa ke salah satu kota kecil di Provinsi Jawa Barat tepatnya di kota Rengasdengklok.


Apa makna peristiwa tersebut bagi bangsa Indonesia?

Friday, September 21, 2018

FLORA di INDONESIA

Persebaran Flora di Indonesia

Flora di Indonesia mempunyai beraneka ragam berdasarkan tempat atau wilayahnya. Flora Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah yakni Indonesia Barat, Indonesia Tengah, dan Indonesia Timur. Masing-masing wilayah ini mempunyai ciri khas dan juga jenis flora yang berbeda-beda.
1. Flora di Indonesia bagian Barat
Jenis flora di Indonesia bagian barat ini disebut dengan flora tipe Asiatis. Hal ini tentu saja karena Indonesia bagian barat ini berada dekat dengan Benua Asia dan dipengaruhi atau mirip dengan flora di benua Asia pada umumnya. Flora yang terdapat di Indoenesia Bagian Barat ini didominasi oleh vegetasi hutan hujan tropis yang lebat. Hal ini dikarenakan karena wilayah Indonesia bagian barat mempunyai tingkat curah hujan dan juga kelembaban yang tinggi.
Ciri-ciri yang dimiliki oleh flora tipe Asiatis ini antara lain sebagai berikut:
Mempunyai jenis-jenis kayu yang berharga 
Kita mengetahui bahwa di dunia ini ada tumbuhan yang mempunyai kayu sangat berharga. Kayu-kayu dari tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kepentingan manusia, mulai dari memasak atau sebagai bahan penyedap masakan hingga sebagai obat. Namun flora tipe Asiatis ini mempunyai kayu yang ukurannya besar dan biasa digunakan sebagai konstruksi bangunan dan semacamnya. Beberapa tanaman kayu yang diambil manfaatnya dan termasuk dalam flora tipe Asiatia antara lain adalah Pohon Jati, Pohon Meranti, Pohon Mahoni, Pohon Kruing, dlsb.
Selalu hijau sepanjang tahun
Selain mempunyai berbagai jenis pohon dengan sifat kayu yang penting, flora tipe Asiatis juga memiliki ciri yakni selalu berwarna hijau sepanjang tahun. Dan hutan hujan tropis selalu terlihat hijau sepanjang tahun meskipun berada di musim kemarau.
Jenis pohon yang tumbuh bersifat heterogen (sama/sejenis)
Masih berkaitan dengan jenis hutan hujan tropis yang menjadi ikon flora Indonesi Bagian Barat. bahwa hutan hujan tropis merupakan jenis hutan berdasarkan iklimnya yang ditumbuhi oleh berbagai jenis tanaman yang berada di dalam satu kawasan hutan. Tanaman-tanaman inipun hidup saling berdampingan antara satu dengan lainnya. Beberapa jenis tanaman yang hidup di wilayah Indonesia bagian barat antara lain: Pohon Cempaka, Pohon Jati, Pohon Meranti, Pohon Kruing, Pohon Karet, Pohon Mahoni, Pohon Kamper, pohon Beringin, Pakis, dlsb.
Terdapat spesies flora endemik
Di wilayah Indonesia bagian barat juga hidup sebuah spesies flora endemik, yakni bunga Rafflesia Arnoldi yang berada di wilayah Sumatera. Bunga ini merupakan bunga langka dan hanya terdapat di beberapa tempat saja, bahkan hanya terdapat di wilayah Indonesia bagian barat saja.
Beberapa contoh dari flora tipe Asiatis ini antara lain sebagai berikut:
Rafflessia Arnoldi
Tumbuhan padma raksasa yang bernama Rafflesia Arnoldi merupakan tumbuhan parasit yang terkenal karena ukuran bunga yang sangat besar, bahkan bunga ini merupakan bunga yang paling besar di dunia. Bunga ini tumbuh di jaringan merambat dan tidak mempunyai daun, sehingga tidak mampu untuk berfotosintesis. Rafflesia Arnoldi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan. Karena penemuan bunga ini di Bengkulu, maka Bengkulu dijuluki sebagai The Land of Rafflessia.
Anggrek
Bunga Anggrek mempunyai nama latin Orchidaceace. Bunga ini merupakan jenis bunga dengan spesies yang paling banyak di Indonesia. Habitat bunga Anggrek banyak tersebar di daerah tropis, namun bunga Anggrek ini juga terdapat di daerah Sirkumpolar sampai ke wilayah tropika basah.
Bunga Bangkai
Bunga Bangkai juga disebut dengan Suweg, dalam bahasa latin disebut dengan Amorphophallus Titanum Becc. Bunga bangkai ini merupakan jenis tumbuhan dari jenis talas-talasan endemik dari Sumatra yang juga disebut dengan bunga majemuk terbesar. Bunga bangkai ini dinamakan demikian karena bunga ini mengeluarkan bau yang busuk. Padahal aroma busuk tersebut berfungsi mengundang serangga kumbang atau lalat untuk menyerbuki bunganya.
Daun Sang
Jenis tumbuhan atau flora tipe Asiatis yang selanjutnya adalah Daun Sang. Daun Sang juga dikenal dengan nama latin Johannestijsmania Altifrons. Daun ini mempunyai ukuran yang sangat besar, bahkan hingga mencapai 6 meter, lebar daunnya mencapai 1 meter. Daun Sang ini merupakan salah satu dari empat spesies anggota genus Johannestijsmania yang hanya ditemukan di wilayah Asia Tenggara saja.
Kantung Semar
Flora tipe Asiatis yang selanjutnya adalah Kantung Semar. Kantung semar merupakan tumbuhan yang tumbuh di daerah tropis yang mempunyai bentuk yang sangat unik. Keunikan bentuk tumbuhan ini berada pada kantungnya yang menggantung pada seutas sulur yang berbentuk spiral, dan keluar dari ujung daun. Selain bentuknya, keunikan lainnya juga dilihat dari corong yang berisi cairan. Di dalam cairan tersebut kita bisa menemukan beragam serangga. Hal ini karena kantong semar menggunakan keistimewaan tersebut untuk menarik perhatian serangga. Apabila ada serangga yang berada di atas kantong semar, maka secara otomatis kantong semar akan megatupkan mulut kantungnya, seringga serangga tersebut terperangkap di dalam kantungnya. Dengan demikian serangga tersebut pasti akan mati di dalam kantong tersebut.

2. Flora di Indonesia bagian Tengah

Flora yang berada di wilayah Indonesia Bagian Tengah ini disebut juga dengan flora tipe Peralihan. Mengapa dinamakan tipe peralihan? Hal ini tentu saja karena letaknya yang berada di antara tipe Asiatis dan juga tipe Australis.
Flora di wilayah Indonesia tengah juga mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan flora di wilayah Indonesia Timur dan juga wilayah Indonesia Barat. Adapun ciri-ciri dari flora yang berada di wilayah Indonesia bagian Tengah antara lain sebagai berikut:
Memiliki ukuran daun yang kecil
Salah satu ciri yang menonjol dari flora atau tumbuhan yang hidup di Indonesia bagian tengah adalah memiliki ukuran daun yang relatif kecil. Daun tumbuhan atau flora tipe peralihan ini termasuk berukuran kecil apabila dibandingkan dengan flora tipe Asiatis.
Tumbuhannya memiliki ukuran kecil
Selain mempunyai ukuran daun yang kecil, yang menjadi ciri dari flora tipe peralihan ini adalah ukuran batang atau ukuran pohonnya yang juga kecil. Tidak hanya ukurannya saja, namun tinggi flora tipe peralihan ini juga tidak akan sama dengan tipe Asiatis.
Tumbuhannya memiliki daun yang pendek
Daun yang dimiliki oleh flora atau tanaman wilayah Indonesia bagian tengah ini tidak hanya ukurannya yang kecil saja, namun juga mempunyai ukuran pendek.
Tumbuh di Indonesia
Dan salah satu yang pasti dari ciri-ciri flora tipe peralihan ini adalah tumbuh di Indonesia. Flora tipe peralihan ini mempunyai tipe-tipe tertentu yang terkadang sama dengan yang lainnya.
Beberapa contoh dari flora tipe peralihan ini antara lain sebagai berikut:
Longuesi atau Ficus Minahasae
Gofasa, gupasa atai Vitex cofassus
Eboni atau Diospyros Celebica
Anggrek serat atau Dendrobium utile
Cempaka hutan kasar atau Elmerrilia Ovalis
Lontar atau Borasscus flabellifer
Ajan kelicung atau Diospyros macrophylla
Cendana atau Santalum album
Cengkeh atau Cyxygium aromaticum
Ampupu atau Eucalyptusurophylla.
Flora-flora yang telah disebutkan biasanya dapat kita temukan di hutan-hutan sekitaran Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Pulau Tomor, dan juga Maluku.

3. Flora di Indonesia bagian Timur
Flora yang berada di wilayah indonesia bagian Timur dikenal dengan nama tipa Australis. Mengapa Australis? Hal ini tentu saja tidak lepas dari letaknya. Jika Indonesia bagian barat terkenal dekat dengan benua Asia sehingga nama tipenya adalah Asiatis, maka Indonesia Timur ini terletak di dekat Benua Australia sehingga dikenal dengan tipe Australis. Flora tipe Australis juga dipengaruhi oleh flora yang berada di benua Australia. Ciri-ciri flora tipe Australis ini antara lain adalah sebagai berikut:
Terletak di dangkalan Sahul atau paparan Sahul
Ciri-ciri flora tipe Australis terletak di sekitar Paparan Sahul. Paparan Sahul ini merupakan paparan atau dangkalan yang terletak di wilayah Indonesia bagian Timur.
Terdapat di sekitar wilayah Papua dan Maluku
Flora tipe Australis merupakan flora khas Indonesia bagian timur, maka flora ini hanya terdapat di sekitar wilayah Papua dan sebagain wilayah Maluku saja. Flora ini tidak akan kita temukan di wilayah lainnya.
Memiliki daun paralel
Ciri-ciri dari flora Australis ini adalah memiliki daun yang paralel. Maksudnya daun paralel adalah daun yang memiliki banyak pembuluh darah.
Memiliki daun yang panjang
Selain memiliki daun paralel, flora tipe Australis juga memiliki daun yang panjang. Daun flora tipe ini lebih panjang dari pada dedaunan milik flora dari wilayah lainnya.
Beberapa contoh dari flora tipe Australis antara lain sebagai berikut:
Matoa
Matoa merupakan salah satu contoh dari spesies flora tipe Australis. Matoa merupakan buah khas Papua yang memiliki pohon besar. Pohon Matoa ini mempunyai tinggi hingga 18 meter. Pohon Matoa akan tumbuh baik di daerah yang mempunyai kondisi tanah kering dengan lapisan tanah yang ukurannya tebal. Pohon Matoa ini mempunyai daun majemuk berseling, bersirip genap, dan memiliki tangkai daun yang panjang, yakni sekitar 1 meter. Pohon Matoa juga memiliki anak daun 4 hingga 13 dengan bentuk yang bundar memanjang dan bergerigi. Buah Matoa memiliki bentuk bulat dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Buah ini bisa berwarna hijau maupun berwarna kecoklatan.
Cendana
Kayu Cendana atau pohon Cendana merupakan salah satu jenis dari flora tipe Australis. Pohon ini dapat diolah dan menghasilkan minyak Cendana yang banyak fungsinya. Kayu Cendana dijadikan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, dan juga campuran parfum. Kayu atau pohon Cendana ini banyak kita temukan di wilayah Nusa Tenggara Timur, khususnya adalah Pulau Timor. Karena kayu Cendana merupajan kayu yang penting dan mempunyai fungsi banyak, maka sekarang ini populasi pohon Cendana tidak hanya kita temui di Pulau Timor saja, namu bisa kita temui di Pulau Jawa dan juga Pulau Sumatera.
Kayu Eboni
Kayu Eboni juga merupakan kayu yang banyak mempunyai manfaat. Pohon Eboni merupakan salah satu jenis pohon yang dapat menghasilkan kayu mahal dari suku Eboni-ebonian. Pohon Eboni ini banyak kita temukan di wilayah Sulawesi. Pohon Eboni ini memiliki batang yang lurus dan tegak dan tingginya bisa menapai hingga 40 meter. Pohon Eboni mempunyai daun tunggal, tersusun berseling. Permukaan daun ini mengkilap seperti kulit dan berwarna hijau tua. Sementara permukaan bawah daun ini berbulu dan berwarna hijau keabu-abuan.
Siwalan
Siwalan merupakan jenis tumbuhan palma yang tumbuh di wikayah Asia Selatan dan juga Asia Tenggara. Pohon Siwalan ini memiliki batang yang kuat dan tingginya bisa mencapai hingga 30 meter. Pohon ini mempunyai daun yang lebar yang terkumpul di ujung batang membentuk tajuk dan membulat.

FAUNA DI INDONESIA

Tiga Tipe Fauna di Indonesia (Barat, Tengah, dan Timur), Ciri-ciri, dan Contohnya.
Fauna di Indonesia beranekaragam dan tersebar luas di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Menurut catatan para ahli zoologi, kawasan Indonesia ditempati hampir sekitar 2.827 jenis fauna vertebrata non ikan. Dari jumlah tersebut 848 jenis merupakan jenis fauna endemik (jenis fauna yang hanya terdapat di Indonesia). Bahkan, Indonesia meruapakan negara kedua di dunia setelah Brasil yang memiliki keanekaragaman hayati.

Berdasarkan tinjauan zoologi (ilmu tentang hewan), tipe fauna di Indonesia dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Fauna Tipe Indonesai Barat
Fauna tipe Indonesia barat ini juga disebut fauna tipe Asiatis, karena tipe fauna disini mempunyai kesamaan dengan fauna Asia. Daerah-daerah persebaran fauna Indonesia bagian barat ini sama dengan daerah persebaran flora Indonesia barat, wilayahnya meliputi pulau-pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Batas persebaran fauna Asiatis bagian timur juga sama dengan batas persebaran flora Asiatis, yaitu garis Wallace.
Fauna tipe Indonesia barat atau Asiatis ini memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan fauna tipe lainnya.
Ciri-ciri fauna tipe Indonesia barat
Adanya binatang menyusui berbadan besar, seperti gajah, kerbau, sapi, dan lain-lain.
Banyak dijumpai berbagai jenis kera
Banyak terdapat ikan air tawar
Jenis-jenis burung tidak banyak macamnya
Banyak ikan berbetuk lebar dan warnanya sesuai dengan warna airnya.
Contoh fauna tipe Indonesia barat
Beberapa contoh jenis fauna Indonesia bagian barat yaitu: gajah, harimau Sumatera, badak bercula satu, badak Sumatera, tapir, anjing hutan, musang, banteng, orang utan, aneka monyet, aneka burung dengan ukuran tubuh relatif kecil, burung hantu, ikan lemuyu, ikan bawal, selar, ikan kembung, ikan layang, ikan ekor kuning, dan lain-lain.

2. Fauna Tipe Indonesia Tengah
Tipe fauna Indonesia bagian tengah ini disebut juga fauna peralihan atau fauna Australis-Asiatis. Daerah persebarannya di antara garis Wallace dan garis Webber. Pulau dan kepulauan yang termasuk daerah persebaran fauna Indonesia tengah ini sama dengan daerah persebaran flora Indonesia tengah.
Jenis fauna atau hewan pada daerah ini ada yang bersifat endemis (hanya dijumpai di daerah itu saja), ada juga yang berasal dari daerah lain.
Contoh fauna tipe Indonesia tengah
Fauna atau hewan-hewan yang termasuk dalam fauna Indonesia tengah antara lain: babi rusa, anoa, burung maleo, komodo, dan lain-lain.

3. Fauna Tipe Indonesia Timur
Fauna Indonesia Timur disebut juga sebagai fauna tipe Australis, sebab banyakmempunyai kesamaan dengan fauna di Australia. Daerah penyebaran fauna tipe Indonesia Timur ini berada mulai dari garis Webber ke timur sampai batas Provinsi Papua dengan negara Papua Nugini.
Ciri-ciri fauna tipe Indonesia timur
Banyak binatang menyusui berukuran kecil
Banyak dijumpai binatang berkantung
Jenis burung memiliki bulu berwarna-warni
Terdapat sedikit jenis kera
Ikan air tawar jenisnya sangat sedikit
Ikan laut kebanyakan memiliki bentuk bulat memanjang.
Contoh fauna tipe Indonesia timur
Burung cendrawasih, burung merak, burung kasuari, burung nuri, burung kakaktua, kanguru, Anseranas semi palmata (sejenis angsa yang hanya terdapat di Merauke saja), kanguru pohon (Dendralogus ursinus), Gouravictor (sejenis merak dengan mahkota), babi duri moncong panjang, dan lain sebagainya.

Kondisi Fauna Indonesia pada Masa Prasejarah
Kondisi hewan pada zaman Prasejarah pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan kondisi saat ini. Hewan-hewan masa Praserajah seperti kera, gajah, kerbau liar, badak, banteng, dan babi rusa sudah ada sejak zaman itu. Sebagian dari hewan-hewan tersebut menjadi hewan buruan sebagai sumber makanan manusia prasejarah. Sebagian hewan punah karena ditangkap dan dimakan manusia. Sedangkan sebagian yang lain masih hidup karena kemampuannya membebaskan dari berbagai gangguan serta dapat menyesuaikan dengan keadaan lingkungannya.
Keanekaragaman fauna di Indonesia tentunya perlu kita jaga kelestariannya. Jika tidak, maka fauna tersebut akan terancam punah. Bangsa Indonesia tentu akan mengalami banyak kerugian karena fauna tersebut memiliki fungsi dan peran masing-masing pada kelangsungan ekosistem. Di samping itu, manfaat bagi manusia juga akan hilang jika flora dan fauna tersebut punah.

Proses Hujan dan Kemarau di Indonesia


A. Pengaruh Letak Geografis Indonesia Terhadap Kondisi Alam dan Penduduk
Letak geografis adalah letak suatu negara dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Letak geografis disebut juga letak relatif, disebut relatif karena posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua, dan samudra. Menurut letak geografisnya Indonesia terletak di antara dua benua, yakni Asia dan Australia, dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Letak geografis Indonesia juga berpengaruh terhadap keadaan/kondisi alam, yaitu:
1. Indonesia beriklim laut, sebab merupakan negara kepulauan sehingga banyak memperoleh pengaruh angin laut yang mendatangkan banyak hujan.
2. Indonesia memiliki iklim musim, yaitu iklim yang dipengaruhi oleh angin muson yang berhembus setiap 6 bulan sekali berganti arah. Hal ini menyebabkan musim kemarau dan musim hujan di Indonesia.

 B. Pengaruh Letak Astronomis Indonesia
Letak Astronomis suatu negara ialah letak suatu tempat didasarkan pada posisinya terhadap garis lintang dan garis bujur. Garis lintang merupakan garis-garis yang sejajar dengan khatulistiwa yang melintang mengitari bumi sampai daerah kutub. Sementara, garis bujur merupakan garis tegak yang berjajar menghubungkan wilayah kutub utara dan selatan. Garis-garis tersebut merupakan garis khayal yang dipergunakan sebagai pedoman untuk menunjukkan posisi suatu daerah di muka bumi.
Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia berada di antara 6°LU – 11°LS dan antara 95°BT – 141°BT. Wilayah Indonesia paling utara adalah Pulau We di Nanggroe Aceh Darussalam yang berada di 6° LU. Wilayah Indonesia paling selatan adalah Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur yang berada pada 11° LS. Wilayah Indonesia paling barat adalah ujung utara Pulau Sumatera yang berada pada 95° BT dan wilayah Indonesia paling Timur di Kota Merauke yang berada pada 141° BT.

C. Hubungan Letak Geografis dengan Perubahan Musim di Indonesia
Indonesia berada diantara 6° LU – 11° LS dan merupakan daerah tropis dengan dua musim, yakni musim kemarau dan penghujan yang bergantian setiap enam bulan sekali. Terjadinya perubahan musim ini disebabkan antara lain:
1. Peredaran semu matahari tahunan
Peredaran semu tahunan matahari merupakan peredaran matahari pada bidang ekliptika dalam jangka waktu satu tahun. Bidang ekliptika adalah lingkaran yang ditempuh oleh matahari dalam waktu satu tahun. Pergerakan matahari dari khatulistiwa menuju garis lintang balik utara 23½° LU, kembali ke khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang balik selatan 23½° LS dan kembali lagi ke khatulistiwa. Setiap hari akan terjadi pergeseran dari letak terbit/terbenamnya dibandingkan dengan letak yang kemarin. Pergeseran ini disebabkan karena proses perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi), sehingga dapat diketahui bahwa yang berubah adalah posisi bumi terhadap matahari. Akibat dari perputaran bumi yang mengelilingi matahari tersebut, maka mengakibatkan terjadinya pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari. Berikut ini bagan yang menunjukkan pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari dalam satu tahun. Perhatikan bagan berikut ini:
21 Maret s/d 22 Juni = 93 hari
22 Juni s/d 23 September = 93 hari
23 September s/d 22 Desember = 92 hari
22 Desember s/d 21 Maret = 90 hari
JUMLAH = 360

2. Terbentuknya angin muson
Musim di Indonesia terjadi sebagai akibat letak geografis Indonesia di antara dua benua besar. Benua Asia berada di bumi belahan utara, sedangkan Benua Australia berada di belahan bumi selatan yang mengakibatkan tekanan udara yang berada di Asia dan di Australia. Dengan perbedaan tekanan udara tersebut maka terjadilah angin muson.
Angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun (6 bulan) berganti arah, sehingga di Indonesia terjadi dua musim, yaitu: musim penghujan dan musim kemarau. Di Indonesia terdapat dua angin muson, yaitu:
a) Angin muson barat
Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober – Maret, pada saat kedudukan semu matahari berada di belahan bumi selatan, sehingga penyinaran matahari di Benua Australia lebih tinggi di banding di Benua Asia. Hal ini menyebabkan udara di Benua Australia bertekanan minimum (-) dan di Benua asia bertekanan maksimum (+), sehingga angin yang bertiup dari Asia menuju ke Australia. Pada kondisi seperti Indonesia terjadi musim hujan, karena angin melewati samudera luas (Pasifik) yang banyak membawa uap air.
b) Angin muson timur
Angin muson timur bertiup mulai bulan April – September, disaat kedudukan semu matahari berada di belahan bumi utara. Akibatnya tekanan udara di Asia rendah (-) dan tekanan udara di Australia tinggi (+), sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia. Angin muson timur melewati gurun yang luas di Australia, sehingga bersifat kering. Oleh karena itu Indonesia saat itu mengalami musim kemarau.
D. Angin Muson Barat, Penyebab Musim Hujan
Matahari mulai bergerak ke belahan Bumi selatan (BBS). Sebenarnya bukan matahari yang bergerak, tapi karena rutinitas tahunannya Bumi untuk mengalami kemiringan. Bumi mempunyai garis khayal (garis yang nggak nyata, cuman digambar di peta). Garis khayal Bumi ada yang namanya Garis bujur (yang vertikal), dan ada namanya Garis lintang (horizontal). Garis lintang Bumi (yang digambar di peta) dari nol derajat menuju utara ke belahan Bumi utara (BBU) sampe 90 derajat LU di Kutub Utara, dan nol derajat ke BBS juga sampe 90 derajat LS di Kutub Selatan. Karena Bumi miring, maka sinar datang secara maksimum dari matahari bisa tegak lurus di 23½° LU atau LS (kalau di utara namanya Garis Balik Utara, di selatan namanya Garis Balik Selatan).
Setiap tanggal 21 Maret, matahari pasti tepat di lintang nol derajat. Kemudian bergerak ke utara dan tanggal 21 Juni matahari berada tepat di 23 setengah derajat LU. Maka BBU mengalami musim panas dan BBS mengalami musim dingin. Trus, habis itu matahari bergeser ke selatan dan tanggal 23 September matahari tepat lagi di garis Khatulistiwa (itu sebabnya sekitar bulan September jemuran orang Indonesia cepat banget kering). Trus lagi, matahari bergerak ke selatan, dan tanggal 22 Desember mataharinya pasti tepat di Garis Balik Selatan (23 setengah derajat LS) sehingga BBS mengalami musim panas.
Dan juga, negara-negara di BBU, contohnya : Inggris, Perancis (kampungnya Abang Nasri), Swiss, Belanda, Amerika Serikat, Korea Selatan  dan Jepang mengalami musim dingin. Semua terjadi karena kemiringan Bumi (sambil berevolusi mengelilingi matahari), misalkan, waktu kita melompat (loncat, red) berhadapan sama lemari, atau TV, atau benda lainnya, kita diibaratkan sebagai Bumi, sedangkan lemari tadi adalah matahari. Ketika kita lompat, lemari berada di bawah kita dan kita berada lebih tinggi dari lemari. Padahal lemari itu tetap diam gak kemana-mana dan cuman kitanya aja yang bergerak.
Matahari berada di BBS sehingga di BBU mulai mengalami musim dingin (winter). Sedangkan BBS sendiri mulai mengalami musim panas (summer) karena kebanyakan menerima sinar matahari. Contohnya: negara Selandia baru, Afrika Selatan, Argentina, sama benua Australia sedang mengalami musim panas juga. Trus, udara di tempat yang saya sebutkan tadi jadi bertekanan minimum (suhunya panas). Sedangkan benua Asia, termasuk Indonesia akan dingin (karena masuk wilayah BBU), udaranya jadi bertekanan maksimum (suhunya dingin).
Sesuai sifat angin menurut hukum Buys Ballot:
1. “angin bergerak dari daerah bertekanan yang tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan yang rendah (minimum),” sehingga angin bertiup atau bergerak atau berpindah dari benua Asia menuju ke benua Australia atau menuju ke selatan.
2. Angin ketika di garis lintang nol derajat atau garis Khatulistiwa atau garis Equator, maka angin dibelokkan ke arah kiri. Angin muson barat ini membawa banyak uap air. Uap air itu asal muasalnya dari penguapan Samudera Pasifik dan Laut Cina Selatan. Saat angin ini melintas di Indonesia, uap air tadi jatuh (istilah keren Hidrologinya : Presipitasi, atau hujan) ke wilayah Indonesia. Maka, karena itu Indonesia mengalami yang namanya musim hujan. Dengan kata lain, angin muson barat adalah penyebab musim hujan di Indonesia.
E. Penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan yang berlangsungnya musim hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia.
Letak geografis Indonesia menyebabkan wilayah Indonesia memiliki iklim muson, yang berpengaruh terhadap perubahan musim di Indonesia. Perubahan musim di Indonesia terjadi dari musim hujan dan musim kemarau dengan fenomena alam, sebagai berikut :
1. Musim Hujan
Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai April. Musim hujan di Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia yang bertekanan maksimum ke Benua Australia yeng bertekanan minimum. Angin Muson Barat ini banyak membawa uap air, sehingga di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan.
Di kota-kota besar dan di daerah-daerah yang hutannya gundul musim hujan sering mendatangkan bencana kebanjiran. Bencana ini menimbulkan dampak seperti banyak rumah penduduk terendam, bahkan tidak sedikit kehilangan harta dan nyawa penduduk yeng terkena musibah tersebut. Kondisi pemukiman penduduk yang terendah banjir
Musim hujan atau musim basah adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan hanya dikenal di wilayah dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam tiga dasarian berturut-turut telah melebihi 100 mm per meter persegi per dasarian dan berlanjut terus. Apabila hal ini belum terpenuhi namun curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba).
Di daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim kemarau (musim kering) dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan semu Matahari tahunan. Pergerakan Matahari mengubah peta suhu udara dan permukaan tanah dan samudera. Pada gilirannya perbedaan suhu akan mengubah konsentrasi uap air di udara. Biasanya musim hujan terjadi pada bagian bumi yang tengah mengalami posisi zenith peredaran semu Matahari.
2. Musim kemarau
Musim kemarau atau musim kering adalah musim di daerah tropis yang dipengaruhi oleh sistem muson. Untuk dapat disebut musim kemarau, curah hujan per bulan harus di bawah 60 mm per bulan (atau 20 mm per dasarian) selama tiga dasarian berturut-turut. Wilayah tropika di Asia Tenggara dan Asia Selatan, Australia bagian timur laut, Afrika, dan sebagian Amerika Selatan mengalami musim ini. Musim kemarau adalah pasangan dari musim penghujan dalam wilayah dwimusim. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka bumi, Indonesia juga diperkaya dari letak geografis maupun letak astronomis. Letak astronomis berpengaruh terhadap iklim, sementara letak geografis berpengaruh terhadap keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan segala aktivitas manusianya. Atau dalam kata lain bahwa kondisi sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Karena itu kajian/pembahasan geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di permukaan bumi.
Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tegantung pada kondisi lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan kondisi lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.
F. Klasifikasi Iklim dan Penetapan Awal Musim
Klasifikasi iklim Oldeman
Didasarkan atas perhitungan lamanya bulan basah dan kering berturut-turut. Kriteria yang di gunakan oleh Oldeman yaitu:
bulan basah jika curah hujan dalam satu bulan lebih dari 200 mm.
bulan kering yaitu jumlah curah hujan dalam satu bulan kurang dari 100 mm.
bulan lembab curah hujan antara 200 mm hingga 100 mm (namun tidak digunakan dalam penentuan klasifikasi menurut Oldeman).
Kriteria dalam curah hujan yang cukup tinggi ini menyebabkan klasifikasi ini banyak di gunakan untuk pertanian dengan tipe tanaman semusim yang kebanyakan berakar pendek. Dengan perakaran yang pendek  maka  kebutuhan air cukup banyak karena daerah penyerapan oleh akar cukup tidak terlalu dalam. Maka dengan klasifikasi menurut Oldeman yang menggunakan kriteria curah hujan 200 mm/bulan dirasa cukup sesuai dengan tanaman berakar pendek.
Berdasarkan hasil pengolahan data curah hujan diketahui:
bulan Desember sampai Februari berturut-turut bulan basah.
bulan Mei sampai dengan bulan September berturut-turut bulan kering.
G. Kesimpulan
Ramalan pada bulan Mei, Angin Mosun pada Asia – Australia akan terus menguat. Pada bulan Desember – Januari – Februari merupakan musim hujan yang ditandai dengan meningkatnya curah hujan. Sedangkan bulan Juni – Juli – Agustus merupakan musim kering yang di tandai dengan berkurangnya rata-rata curah hujan. Bulan – bulan lainnya disebut sebagai musim peralihan. Maju atau mundurnya musim hujan dan musim kemarau sangat di pengaruhi oleh berbagai fenomena meteorologi diantaranya : El Nino dan La Nina.

Tuesday, November 29, 2016

Turnamen Wushu

Ini adalah kali pertama si kecil (Aditya Pradana) mengikuti turnamen WUSHU.
Sebuah pengalaman yang tentunya tidak mudah untuk dilupakan.
Meskipun hasilnya belum menggembirakan, tetapi pengalaman adalah sesuatu yang sangat berharga. Salah satu jurus yang diperagakan adalah JURUS PEDANG.