Friday, September 21, 2018

Proses Hujan dan Kemarau di Indonesia


A. Pengaruh Letak Geografis Indonesia Terhadap Kondisi Alam dan Penduduk
Letak geografis adalah letak suatu negara dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Letak geografis disebut juga letak relatif, disebut relatif karena posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua, dan samudra. Menurut letak geografisnya Indonesia terletak di antara dua benua, yakni Asia dan Australia, dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Letak geografis Indonesia juga berpengaruh terhadap keadaan/kondisi alam, yaitu:
1. Indonesia beriklim laut, sebab merupakan negara kepulauan sehingga banyak memperoleh pengaruh angin laut yang mendatangkan banyak hujan.
2. Indonesia memiliki iklim musim, yaitu iklim yang dipengaruhi oleh angin muson yang berhembus setiap 6 bulan sekali berganti arah. Hal ini menyebabkan musim kemarau dan musim hujan di Indonesia.

 B. Pengaruh Letak Astronomis Indonesia
Letak Astronomis suatu negara ialah letak suatu tempat didasarkan pada posisinya terhadap garis lintang dan garis bujur. Garis lintang merupakan garis-garis yang sejajar dengan khatulistiwa yang melintang mengitari bumi sampai daerah kutub. Sementara, garis bujur merupakan garis tegak yang berjajar menghubungkan wilayah kutub utara dan selatan. Garis-garis tersebut merupakan garis khayal yang dipergunakan sebagai pedoman untuk menunjukkan posisi suatu daerah di muka bumi.
Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia berada di antara 6°LU – 11°LS dan antara 95°BT – 141°BT. Wilayah Indonesia paling utara adalah Pulau We di Nanggroe Aceh Darussalam yang berada di 6° LU. Wilayah Indonesia paling selatan adalah Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur yang berada pada 11° LS. Wilayah Indonesia paling barat adalah ujung utara Pulau Sumatera yang berada pada 95° BT dan wilayah Indonesia paling Timur di Kota Merauke yang berada pada 141° BT.

C. Hubungan Letak Geografis dengan Perubahan Musim di Indonesia
Indonesia berada diantara 6° LU – 11° LS dan merupakan daerah tropis dengan dua musim, yakni musim kemarau dan penghujan yang bergantian setiap enam bulan sekali. Terjadinya perubahan musim ini disebabkan antara lain:
1. Peredaran semu matahari tahunan
Peredaran semu tahunan matahari merupakan peredaran matahari pada bidang ekliptika dalam jangka waktu satu tahun. Bidang ekliptika adalah lingkaran yang ditempuh oleh matahari dalam waktu satu tahun. Pergerakan matahari dari khatulistiwa menuju garis lintang balik utara 23½° LU, kembali ke khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang balik selatan 23½° LS dan kembali lagi ke khatulistiwa. Setiap hari akan terjadi pergeseran dari letak terbit/terbenamnya dibandingkan dengan letak yang kemarin. Pergeseran ini disebabkan karena proses perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi), sehingga dapat diketahui bahwa yang berubah adalah posisi bumi terhadap matahari. Akibat dari perputaran bumi yang mengelilingi matahari tersebut, maka mengakibatkan terjadinya pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari. Berikut ini bagan yang menunjukkan pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari dalam satu tahun. Perhatikan bagan berikut ini:
21 Maret s/d 22 Juni = 93 hari
22 Juni s/d 23 September = 93 hari
23 September s/d 22 Desember = 92 hari
22 Desember s/d 21 Maret = 90 hari
JUMLAH = 360

2. Terbentuknya angin muson
Musim di Indonesia terjadi sebagai akibat letak geografis Indonesia di antara dua benua besar. Benua Asia berada di bumi belahan utara, sedangkan Benua Australia berada di belahan bumi selatan yang mengakibatkan tekanan udara yang berada di Asia dan di Australia. Dengan perbedaan tekanan udara tersebut maka terjadilah angin muson.
Angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun (6 bulan) berganti arah, sehingga di Indonesia terjadi dua musim, yaitu: musim penghujan dan musim kemarau. Di Indonesia terdapat dua angin muson, yaitu:
a) Angin muson barat
Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober – Maret, pada saat kedudukan semu matahari berada di belahan bumi selatan, sehingga penyinaran matahari di Benua Australia lebih tinggi di banding di Benua Asia. Hal ini menyebabkan udara di Benua Australia bertekanan minimum (-) dan di Benua asia bertekanan maksimum (+), sehingga angin yang bertiup dari Asia menuju ke Australia. Pada kondisi seperti Indonesia terjadi musim hujan, karena angin melewati samudera luas (Pasifik) yang banyak membawa uap air.
b) Angin muson timur
Angin muson timur bertiup mulai bulan April – September, disaat kedudukan semu matahari berada di belahan bumi utara. Akibatnya tekanan udara di Asia rendah (-) dan tekanan udara di Australia tinggi (+), sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia. Angin muson timur melewati gurun yang luas di Australia, sehingga bersifat kering. Oleh karena itu Indonesia saat itu mengalami musim kemarau.
D. Angin Muson Barat, Penyebab Musim Hujan
Matahari mulai bergerak ke belahan Bumi selatan (BBS). Sebenarnya bukan matahari yang bergerak, tapi karena rutinitas tahunannya Bumi untuk mengalami kemiringan. Bumi mempunyai garis khayal (garis yang nggak nyata, cuman digambar di peta). Garis khayal Bumi ada yang namanya Garis bujur (yang vertikal), dan ada namanya Garis lintang (horizontal). Garis lintang Bumi (yang digambar di peta) dari nol derajat menuju utara ke belahan Bumi utara (BBU) sampe 90 derajat LU di Kutub Utara, dan nol derajat ke BBS juga sampe 90 derajat LS di Kutub Selatan. Karena Bumi miring, maka sinar datang secara maksimum dari matahari bisa tegak lurus di 23½° LU atau LS (kalau di utara namanya Garis Balik Utara, di selatan namanya Garis Balik Selatan).
Setiap tanggal 21 Maret, matahari pasti tepat di lintang nol derajat. Kemudian bergerak ke utara dan tanggal 21 Juni matahari berada tepat di 23 setengah derajat LU. Maka BBU mengalami musim panas dan BBS mengalami musim dingin. Trus, habis itu matahari bergeser ke selatan dan tanggal 23 September matahari tepat lagi di garis Khatulistiwa (itu sebabnya sekitar bulan September jemuran orang Indonesia cepat banget kering). Trus lagi, matahari bergerak ke selatan, dan tanggal 22 Desember mataharinya pasti tepat di Garis Balik Selatan (23 setengah derajat LS) sehingga BBS mengalami musim panas.
Dan juga, negara-negara di BBU, contohnya : Inggris, Perancis (kampungnya Abang Nasri), Swiss, Belanda, Amerika Serikat, Korea Selatan  dan Jepang mengalami musim dingin. Semua terjadi karena kemiringan Bumi (sambil berevolusi mengelilingi matahari), misalkan, waktu kita melompat (loncat, red) berhadapan sama lemari, atau TV, atau benda lainnya, kita diibaratkan sebagai Bumi, sedangkan lemari tadi adalah matahari. Ketika kita lompat, lemari berada di bawah kita dan kita berada lebih tinggi dari lemari. Padahal lemari itu tetap diam gak kemana-mana dan cuman kitanya aja yang bergerak.
Matahari berada di BBS sehingga di BBU mulai mengalami musim dingin (winter). Sedangkan BBS sendiri mulai mengalami musim panas (summer) karena kebanyakan menerima sinar matahari. Contohnya: negara Selandia baru, Afrika Selatan, Argentina, sama benua Australia sedang mengalami musim panas juga. Trus, udara di tempat yang saya sebutkan tadi jadi bertekanan minimum (suhunya panas). Sedangkan benua Asia, termasuk Indonesia akan dingin (karena masuk wilayah BBU), udaranya jadi bertekanan maksimum (suhunya dingin).
Sesuai sifat angin menurut hukum Buys Ballot:
1. “angin bergerak dari daerah bertekanan yang tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan yang rendah (minimum),” sehingga angin bertiup atau bergerak atau berpindah dari benua Asia menuju ke benua Australia atau menuju ke selatan.
2. Angin ketika di garis lintang nol derajat atau garis Khatulistiwa atau garis Equator, maka angin dibelokkan ke arah kiri. Angin muson barat ini membawa banyak uap air. Uap air itu asal muasalnya dari penguapan Samudera Pasifik dan Laut Cina Selatan. Saat angin ini melintas di Indonesia, uap air tadi jatuh (istilah keren Hidrologinya : Presipitasi, atau hujan) ke wilayah Indonesia. Maka, karena itu Indonesia mengalami yang namanya musim hujan. Dengan kata lain, angin muson barat adalah penyebab musim hujan di Indonesia.
E. Penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan yang berlangsungnya musim hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia.
Letak geografis Indonesia menyebabkan wilayah Indonesia memiliki iklim muson, yang berpengaruh terhadap perubahan musim di Indonesia. Perubahan musim di Indonesia terjadi dari musim hujan dan musim kemarau dengan fenomena alam, sebagai berikut :
1. Musim Hujan
Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai April. Musim hujan di Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia yang bertekanan maksimum ke Benua Australia yeng bertekanan minimum. Angin Muson Barat ini banyak membawa uap air, sehingga di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan.
Di kota-kota besar dan di daerah-daerah yang hutannya gundul musim hujan sering mendatangkan bencana kebanjiran. Bencana ini menimbulkan dampak seperti banyak rumah penduduk terendam, bahkan tidak sedikit kehilangan harta dan nyawa penduduk yeng terkena musibah tersebut. Kondisi pemukiman penduduk yang terendah banjir
Musim hujan atau musim basah adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan hanya dikenal di wilayah dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam tiga dasarian berturut-turut telah melebihi 100 mm per meter persegi per dasarian dan berlanjut terus. Apabila hal ini belum terpenuhi namun curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba).
Di daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim kemarau (musim kering) dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan semu Matahari tahunan. Pergerakan Matahari mengubah peta suhu udara dan permukaan tanah dan samudera. Pada gilirannya perbedaan suhu akan mengubah konsentrasi uap air di udara. Biasanya musim hujan terjadi pada bagian bumi yang tengah mengalami posisi zenith peredaran semu Matahari.
2. Musim kemarau
Musim kemarau atau musim kering adalah musim di daerah tropis yang dipengaruhi oleh sistem muson. Untuk dapat disebut musim kemarau, curah hujan per bulan harus di bawah 60 mm per bulan (atau 20 mm per dasarian) selama tiga dasarian berturut-turut. Wilayah tropika di Asia Tenggara dan Asia Selatan, Australia bagian timur laut, Afrika, dan sebagian Amerika Selatan mengalami musim ini. Musim kemarau adalah pasangan dari musim penghujan dalam wilayah dwimusim. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka bumi, Indonesia juga diperkaya dari letak geografis maupun letak astronomis. Letak astronomis berpengaruh terhadap iklim, sementara letak geografis berpengaruh terhadap keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan segala aktivitas manusianya. Atau dalam kata lain bahwa kondisi sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Karena itu kajian/pembahasan geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di permukaan bumi.
Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tegantung pada kondisi lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan kondisi lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.
F. Klasifikasi Iklim dan Penetapan Awal Musim
Klasifikasi iklim Oldeman
Didasarkan atas perhitungan lamanya bulan basah dan kering berturut-turut. Kriteria yang di gunakan oleh Oldeman yaitu:
bulan basah jika curah hujan dalam satu bulan lebih dari 200 mm.
bulan kering yaitu jumlah curah hujan dalam satu bulan kurang dari 100 mm.
bulan lembab curah hujan antara 200 mm hingga 100 mm (namun tidak digunakan dalam penentuan klasifikasi menurut Oldeman).
Kriteria dalam curah hujan yang cukup tinggi ini menyebabkan klasifikasi ini banyak di gunakan untuk pertanian dengan tipe tanaman semusim yang kebanyakan berakar pendek. Dengan perakaran yang pendek  maka  kebutuhan air cukup banyak karena daerah penyerapan oleh akar cukup tidak terlalu dalam. Maka dengan klasifikasi menurut Oldeman yang menggunakan kriteria curah hujan 200 mm/bulan dirasa cukup sesuai dengan tanaman berakar pendek.
Berdasarkan hasil pengolahan data curah hujan diketahui:
bulan Desember sampai Februari berturut-turut bulan basah.
bulan Mei sampai dengan bulan September berturut-turut bulan kering.
G. Kesimpulan
Ramalan pada bulan Mei, Angin Mosun pada Asia – Australia akan terus menguat. Pada bulan Desember – Januari – Februari merupakan musim hujan yang ditandai dengan meningkatnya curah hujan. Sedangkan bulan Juni – Juli – Agustus merupakan musim kering yang di tandai dengan berkurangnya rata-rata curah hujan. Bulan – bulan lainnya disebut sebagai musim peralihan. Maju atau mundurnya musim hujan dan musim kemarau sangat di pengaruhi oleh berbagai fenomena meteorologi diantaranya : El Nino dan La Nina.

No comments:

Post a Comment